Pada materi 4 ini Anda akan mempelajari tentang penggolongan darah pada manusia. Silakan Anda perhatikan ilustrasi golongan darah di bawah ini.

Telah diketahui bahwa golongan darah manusia berbeda-beda. Penentuan golongan darah manusia saat ini ditentukan dengan tiga macam sistem, yaitu sistem ABO, sistem MN, dan sistem Rh.
Perbedaan golongan darah ini terutama dikenali pada saat transfusi darah. Bila transfusi darah terjadi pada orang yang bergolongan sama, terjadi kecococokan antara darah donor (pemberi) dan darah resipien (penerima). Sebaliknya, jika terjadi transfusi darah dari donor kepada resipien yang tidak sama golongan darahnya, akan terjadi reaksi penggumpalan darah atau reaksi serologis pada tubuh penerima. Akibatnya, resipien dapat meninggal dunia.
Reaksi serologis atau penggumpalan darah dapat terjadi karena adanya reaksi antigen (glikoprotein yang dianggap benda asing) dan antibodi (molekul protein yang merespon keberadaan antigen).
Penggolongan Darah Sistem ABO
Secara fisiologi, berdasarkan adanya aglutinin dalam plasma darah dan aglutinogen dalam eritrosit yang dikemukakan oleh K. Landsteiner (1868-1943), darah terbagi menjadi empat golongan yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
Untuk lebih memahami tentang penggolongan darah sistem ABO, perhatikan gambar berikut.

Berdasarkan keberadaan antigen dan antibodi A dan B dalam darah, golongan darah dibedakan menjadi 4, yaitu A, b, AB, dan O.
- Golongan darah A memiliki antigen atau aglutinogen A, dan antibodi atau aglutinin B
- Golongan darah B memiliki antigen atau aglutinogen B, dan antibodi atau aglutinin A
- Golongan darah AB memiliki antigen atau aglutinogen A dan juga B, dan tidak memiliki antibodi atau aglutinin
- Golongan darah O tidak memiliki antigen atau aglutinogen apapun
Kemudian, pada suatu pernikahan seseorang sering dijumpai kasus di mana golongan darah A yang menikah dengan golongan darah B, ternyata memiliki anak bergolongan darah O. bagaimana hal itu bisa terjadi? Perhatikan tabel berikut.
Tabel genotip golongan darah manusia

Jadi, berdasarkan data pada tabel, maka:
- golongan darah A dapat bersifat homozigot IA IA maupun heterozigot IA IO
- golongan darah B dapat bersifat homozigot IB IB maupun heterozigot IB IO
- golongan darah AB hanya bersifat homozigot IA IB
- golongan darah O hanya bersifat homozigot IO IO
Perhatikan contoh kasus pada gambar di bawah ini:

Penggolongan Darah Sistem MN
Pada tahun 1927, K. Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen baru yang diberi nama antigen M dan antigen N. Sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu dari kedua antigen tersebut. Penggolongannya ada tiga macam, yaitu golongan darah M, N, dan MN.
Untuk lebih memahami tentang penggolongan darah sistem MN, perhatikan tabel berikut.
Penggolongan Darah Sistem MN

Berdasarkan keberadaan antigen M dan antigen N dalam darah, golongan darah dibedakan menjadi golongan darah M, N, dan MN.
- Golongan darah M memiliki genotip IM IM
- Golongan darah N memiliki genotip IN IN
- Golongan darah MN memiliki genotip IM IN
Ada sebuah contoh kasus, perempuan bergolongan darah N yang menghasilkan gamet IN menikah dengan laki-laki bergolongan darah MN, yang menghasilkan gamet IM dan IN. Perhatikan gambar di bawah ini.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar